Saturday 1 July 2017

Kumo Desu ga, Nani ka? Y1

Y1. Hero dan sang Raja


"Silahkan. Ini sake lokal provinsi Budie"
"Oh. Aku belum pernah meminum ini. Penasaran bagaimana rasanya"

Meskipun bersih, ruangan ini ada banyak dokumen bercampuran.
Lalu, Saya berikan sake yang kubawa sebagai suvenir pada ayah.
Ayah adalah peminum berat.
Biasanya saat kerja sendirian, ia diam-diam minum sake sambil bekerja, dan sekarang jadi rahasia umum.
Itulah mengapa Saya bawa sake yang tidak biasa setiapkali Saya kembali.
Dari pandangan seorang raja yang tidak bisa keluar dengan bebas, ini sebuah suvenir yang bisa membuat ayahku bahagia.
Dan menjadi kebiasaan untuk minum sakenya bersama.

"Ayah, apakah pekerjaanmu baik-baik saja?"
"Tidak ada masalah. Aku bisa mengurangi waktu tidurku jika ada apa-apa. Waktu bersama dengan anakku yang jarang pulang lebih penting daripada pekerjaan"

Saya tersenyum masam mendengar jawaban ayah.
Pekerjaan seorang raja tidak seringan yang dikatakan.

"Selain itu, Cyris sudah terbiasa dengan posisinya. Biarpun sesuatu terjadi padaku, negara ini akan tetap damai"
"Ayah, Saya akui bahwa Kakak itu luar biasa, tapi negara ini masih membutuhkanmu. Tolong jangan katakan hal yang beralamat buruk seperti itu"

Saya mendesau pelan kepada ayah yang meminta maaf dengan santai.
Ayah mengeluarkan dua gelas dari lemari, dan menuangkan sakenya pada kedua gelas tersebut.

"Fumu. aroma yang unik"
"Ya. Saya membelinya karena Saya juga suka aromanya. Anda pasti menyukainya"

Aroma lembut memenuhi ruangan ini.
Setelah gelas kami bersentuhan, kami minum sakenya.

"Umu. Rasa sake yang turun dari tenggorokanku sangat lembut. Kalau begini, Aku bisa minum sebanyak yang kuinginkan"
"Sake ini juga populer diantara wanita-wanita di sana. Saya dengar rasanya jadi lebih baik jika diminum dengan buah. Oleh karenanya, silahkan dicicipi"

Saya berikan buah yang sudah disiapkan.
Ayah memasukannya kedalam mulutnya, dan meminum sakenya.

"Lezat. Sekali-kali ini tidak buruk karena Aku selalu minum sake yang keras"
"Iya, kan?"

Saya merasa lega karena kali ini ayah terpuaskan
Kali ini, Saya penasaran apakah sake ini cocok atau tidak, karena Ayah suka meminum sake yang keras.
Tampaknya saya tidak perlu khawatir.



Kami melanjutkan minum sakenya untuk beberapa saat.
Mulutku terbuka tanpa sengaja ketika Saya ingat saat di siang hari.

"Ada apa?"
"Tidak, tadi Saya pergi menjenguk Shun dan Suu saat siang hari. Saya teringat waktu itu"

Adik laki-laki dan perempuanku yang menunjukkan bakat mengejutkan meskipun Sayalah sang Hero.

Walaupun Saya berlatih dengan Shun, lumayan sulit untuk berlaku tenang.
Aku harusnya tidak berpikir untuk bergaya dengan berduel dengan satu tangan.
Mari gunakan dua tangan lain kali Aku melatihnya.

"Fumu. Pada pandangan Julius, bagaimana mereka berdua?"
"Mereka berdua adalah bakat mengerikan. Terutama Shun. Jika ia lahir sedikit lebih awal, yang menggenggam gelar Hero mungkin bukan Saya, tapi Shun"

Tanpa sepatah kebohongan.
Sebenarnya, Shun dan Suu jauh melebihiku mengenai bakat.
Saya seunggul ini karena memiliki gelar Hero yang memperkuat statusku.
Jika Saya tidak memiliki gelar Hero, Saya masih tidak akan dikalahkan, tapi akan segera dilampaui.
Tidak, Shun memang memiliki bakat sebesar itu.
Mungkin, ia bisa menyusulku yang memiliki gelar Hero, dan bahkan melampauiku.
Saya ingin mencegah itu karena kehormatanku sebagai kakak akan runtuh.
Terutama, Shun kelihatannya menghormatiku. Ia mungkin tidak akan bisa pulih dari kejutnya apabila ia kecewa.
Ini situasi serius.
Aku harus berlatih lagi agar tidak kalah terhadap adik laki-laki dan perempuanku.
Mari lakukan itu.

"Apa yang kamu setujui sendiri?"
"Saya tidak bisa bilang, tidak mudah menjaga martabat seorang kakak"

Diingat-ingat lagi, Shun juga sepertinya mencoba untuk menjaga martabatnya dari Suu.
Itu diwarisi.
Suu selalu menempel dengan Shun, bahkan ia cemburu padaku.
Walaupun ia akan berpisah dengan kakaknya setelah mencapai umur yang cukup, Suu sangat manis saat ia menjadi marah setiap kakaknya tercinta diambil.

"Aku telah melakukan hal yang buruk pada mereka"

Kegetiran tampak pada wajah ayah.
Mereka berdua terlahir tepat setelah kematian Hero-sama sebelumnya.
Sekaligus, Saya mewarisi gelar sang Hero.
Hero-sama sebelumnya yang keberadaannya tidak diketahui siapapun dan apa yang dilakukannya menjadi misteri, tiba-tiba meninggal.
Jadilah diriku sang Hero baru.
Meningkatnya pergerakan para Demon yang mendadak.
Hal tersebut datang ber-urutan, jadi ayah tidak ada waktu untuk menemani mereka berdua.
Meskipun ayah adalah orang yang menyayangi keluarganya, sebelum itu, ia adalah sang raja.
Penting untuk memberikan prioritas pada negaranya.
Ayah mengkhawatirkan itu.

"Itu tidak bisa tertolong. Waktu itu, berbagai hal muncul ber-urutan, jadi tidak ada yang bisa dilakukan"
"Tapi, mereka berdua belum pernah memelukku sekalipun. Kurasa itu jawaban yang pasti"
"Tidak apa-apa. Mereka berdua pasti akan mengerti selagi waktu berlalu"
"Kuharap begitu"

Ayah minum sakenya dengan wajah sedih.

"Jujur saja, ada beberapa kali saat Aku kesal dengan posisi sang raja ini. Bukan hanya mereka berdua. Sama denganmu, Julius. Aku tidak mau kau, anakku, untuk memikul gelar penting yang disebut Hero ini. Tetapi, sebagai seorang raja, Aku tidak ada pilihan selain menyuruhmu untuk melakukannya. Meskipun mungkin itu hal yang benar sebagai seorang raja, Aku gagal sebagai seorang ayah"

Ayah melontarkan perasaannya yang terkumpul bersamaan dengan desauan yang sangat besar.

"Ayah. Saya bangga sebagai sang Hero. Oleh karena itu, tolong jangan ucapkan hal seperti itu. Dari semula, jika gelar Hero direnggut dariku, takkan ada yang tersisa dariku"
"Itu tidak benar"
"Tidak. Saya tidak memiliki pengetahuan mengenai politik seperti kakak laki-lakiku, Saya tidak memiliki keyakinan yang menusuk diriku seperti Leston dan Saya tidak bisa menikah pada sebuah keluarga seperti Kakak perempuanku.
Bicara tentang apa yang bisa Saya lakukan, Saya hanya bisa mengayunkan pedangku sebagai sang Hero untuk para rakyat. Oleh karena itu, anda tidak perlu khawatir tentang itu. Karena yang Saya lakukan adalah yang terbaik untuk diri Saya sendiri" (TLN: Dalam bahasa inggris/jepang, kata "kakak" menggunakan kata yang berbeda untuk jenis kelaminnya. Jadi saya tambahkan saja jenis kelaminnya)
"Leston hanya menjalani hidupnya di jalan yang ia inginkan"
"Memang begitu"

Kami berdua mulai tersenyum.
Ayah, kau adalah seorang ayah yang hebat dari pandanganku.
Oleh karena itu, Saya akan terus bekerja sebagai sang Hero untuk menjadi bantuan ayah.










Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment