Wednesday 31 August 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 42

 42. Laba-laba VS Lebah ④


Akhirnya, waktunya telah tiba.

『Finjegoath LV6 Gagal menaksir statusnya』
『Finjegoath LV4 Gagal menaksir statusnya』
『Finjegoath LV5 Gagal menaksir statusnya』
『Finjegoath LV5 Gagal menaksir statusnya』
『Finjegoath Besar LV1 Gagal menaksir statusnya』

Monday 22 August 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 41

41. Aku mencapai naik level yang kuinginkan!


Saat Aku memburu yang tersesat berkali-kali, Aku mendengar suaranya.

Saturday 20 August 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? S5

S5. Batu Penaksiran


Hari ini adalah hari dimana status Gue akan di cek dengan yang ditunggu-tunggu, Batu Penaksiran.
Ada status di dunia ini.
Meskipun bukannya Gue gak pernah berpikir sebelumnya bahwa "Ini bukan game tapi kenyataan. Kok bisa?", tapi Gue telah menyerang tentang itu.
Gue menyadari bahwa memikirkan dunia ini adalah dunia seperti itu membuat dunia ini lebih mengasikan.

Friday 19 August 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 40

40. Laba-laba vs Lebah ③


Untuk sementara waktu, Aku berhasil mendapat makanan.
Jika dipikirkan tentang ukuran badan si lebah, Aku bisa bertahan dari kelaparan untuk beberapa hari.
Sekarang tidaklah penting untuk mengkhawatiri staminaku.
Maka, pilihan untuk bertindak meningkat.

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 39

39. Laba-laba vs Lebah ②


Hari ketiga. Saat Aku berpikir bahwa Aku sementara ini harus tidur, ada kabar baik dari si suara langit.

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Resistensi Sakit LV9』 telah menjadi 『Penghapusan Sakit』》
《Kondisi terpenuhi. Skill 『Peredaan Sakit LV1』 diperoleh dari Skill 『Penghapusan Sakit』》

Wednesday 3 August 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 38

38. Laba-laba VS Lebah ①


Dihari pertama, Aku membuat sarang yang diperlukan dan tidur.
Walaupun sulit dikatakan bahwa Aku bisa tidur nyenyak karena sakit punggung ini, Aku lega bahwa Aku tidak diserang saat Aku tertidur.
Bukan hanya diserang, Aku juga mengira bahwa Aku akan mati karena lukanya dan saat Aku bangun dengan aman, Aku merasa lega dari dasar hatiku.
Saat Aku pastikan HPku, ini masih 6 seperti sebelum Aku tidur.
Situasinya ribet apakah Aku harus kecewa bahwa tidak sembuh atau Aku harus lega karena tidak berkurang terus?


Dihari kedua, Aku habiskan hariku memperbesar sarangnya.
Ada sakit punggung juga, jadi pembuatan sarangnya agak kesulitan dari yang kukira.
Karena lebah-lebahnya sering mendekat, Aku jadi khawatir setiap saat dan Aku harus berhenti bekerja.
Tidak seperti sampai sekarang, bekerja sambil mengkhawatirkan sekeliling melelahkanku.

Aku mempertimbangkan staminaku dengan memakan si lebah yang Aku tangkap kemarin sedikit demi sedikit antara jeda waktu.
Di situasi ini, bahayanya meningkat berkali-lipat jika Aku kehabisan stamina.
Kebergantunganku pada stamina adalah yang paling utama.
Stamina dibutuhkan untuk memproduksi benang dan bertindak seperti biasa.
Walau tanpa itu, Aku harus setidaknya menyimpan stamina yang cukup untuk satu pertarungan.
Ditambah lagi, Aku tidak tahu apakah Aku bisa mendapatkan makanan atau tidak setelah ini dan Aku harus berhati-hati dalam mengatur staminaku agar siap untuk pertarungan yang keberkepanjangan.

Dan telah jelas pada hari ini bahwa level "Resistensi Sakit" melompat seketika.
Terakhir kali saat "Resistensi Sakit" naik level, jika Aku tidak salah, harusnya pada level 2 dan tapi apa yang Aku dengar dari suara langit saat Aku sedang membuat sarangnya adalah

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Resistensi Sakit LV6』 telah menjadi 『Resistensi Sakit LV7』》

Lompat ke level 7 dengan seketika.
Aku telah mengira apa yang terjadi padanya tapi Aku rasa bahwa Resistensinya naik level saat Aku sedang tidur.
Aku telah mengalami tidur yang tidak enak, jadi jika kondisi naiknya kecakapan skill itu adalah merasa sakit, maka kemungkinan bahwa kecakapan skillnya terakumulasi saat Aku tertidur itu tinggi.
Jika Aku pikir lagi, Aku ada perasaan bahwa Aku mendengar si suara langit sambil Aku tak sadarkan diri.

Meski Aku telah mengerti, tapi saat Aku mengira bahwa "Resistensi Sakit"nya adalah sebuah skill yang mengurangi sakit, ternyata bukan seperti itu.
Aku mengira ini aneh karena sakitnya tidak berkurang sama sekali meskipun level skillnya adalah 7, tapi sepertinya bahwa skill ini adalah sesuatu seperti 「Bergerak bisa dilakukan dengan menahan sakit」.
Terus terang saja, itu tak kentara.
Tidak berubah bahwa rasanya sakit dan bergeraknya terbatas meskipun dibilang seperti itu.
Saat Aku pertama kali mendapatkan skill ini, Aku sungguh merasa bahwa sakitnya berkurang, tapi sepertinya itu hanyalah perasaanku saja.

Kemudian, "Resistensi Sakit"nya meningkat ke level 8 setelah seharian.




Hari ketiga.
Aku sudah selesai memakan si lebah yang Aku tangkap.
Sarangnya telah melebar sampai batasnya dan sekarang Aku harus bergerak ke tahap selanjutnya.
Tahap itu adalah berburu untuk naik level.

Masalahnya adalah bagaimana caranya menangkap seekor mangsa.
Meskipun sebelumnya lebahnya mendekat, tapi ia tidak menyerang, antara ia berhati-hati atau tidak.
Jika ia menyerang tanpa rencana, itu akan berjalan seperti yang dikira tapi itu tidak akan berjalan selancar itu.

Untuk sementara waktu, Aku harus menunggu sebuah kesempatan sambil memantau lebahnya.
Meski Aku telah mencoba provokasi lebah yang mendekat secara tidak langsung, tapi dia tidak datang menyerang.

Ada beberapa hal yang telah Aku mengerti dari mengamati lebah-lebahnya.
Pertama-tama, mereka biasanya membuat grup berjumlah 5 atau 6.
Mereka dibagi menjadi grup dan bertindak masing-masing.
Ada seorang pemimpin dalam setiap grup.

『Finjegoath Besar LV1 Gagal menaksir statusnya』

Pemimpinnya adalah Finjegoath Besar.
Ditimbang dari namanya, ia adalah seekor spesies tingkat tinggi dan ia mungkin saja adalah seekor individu yang telah berevolusi.
Levelnya juga 1, jadi kemungkinannya tinggi.
Ada juga lebah dengan level 8 atau 9 yang diujung untuk berevolusi diantara spesies lebah yang biasa. Saat mereka berevolusi, mere pasti menjadi pemimpin grupnya.

Lebah kaptennya memiliki warna sedikit dalam dibandingkan lebah biasa.
Itulah perbedaan satu-satunya. Ukuran dan bentuk keduanya sama.
Meski Aku tidak tahu karena Aku tidak pernah berhasil menaksir statusnya, tapi spesies yang tingkat tinggi harusnya lebih tinggi dari lebah biasa.

Yaa, tetap saja, Aku tidak berpikir bahwa dia bisa menembus jaringku.
Aku pikir dia tidak melakukan apapun yang tak berguna karena dia mengerti itu tak akan berguna.
Saat berpikir seperti itu, lebah itu mungkin saja lumayan pintar.

Grupnya mengumpul dan menghilang didalam gang didasar jurangnya.
Setelah beberapa lama, mereka membunuh mangsanya dan membawanya kembali.
Seperti itu, grup-grup terbentuk dan mereka berburu dengan efisien.
Seperti yang kuduga, kaptennya sepertinya pintar.
Meskipun ada beberapa lebah yang sepertinya tersesat yang bertindak tanpa izin.

Selain itu, lumayan penting bahwa ada monster-monster yang bisa di buru oleh para lebah-lebahnya didalam dasar ini.
Tidak semuanya disini adalah monster seperti si Naga Bumi.
Aku lega hanya dengan mengetahui itu.

Tetap saja, ada juga grup yang tidak pernah kembali, jadi Aku tidak bisa lengah.
Tidak kembali berarti mereka telah dikalahkan.
Diantara grup yang kembali, ada beberapa yang membawa mayat kawannya, jadi area ini sudah pasti berbahaya.

Aku terus mengamati keadaan lebahnya.






Chapter Sebelumnya

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 37

37. Perjuangan


Setelah si Naga Bumi pergi, Aku mengawasi sekeliling dengan kebangetan untuk waktu yang lama.
Meskipun Aku lakukan sebanyak itu, Aku masih tidak bisa merasa lega.
Aku tidak akan lega tapi itu tidak akan mulai kecuali Aku mulai beraksi.

Aku julurkan sebuah benang dengan "Kendali Benang" kearah si lebah yang ditinggal terbelenggu.
Aw, punggungku sakit.
Tapi sepertinya Aku tidak ada masalah untuk mengeluarkan benangnya.
Benangnya menjulur dengan pelan-pelan dan akhirnya, menempel ke si lebah.

Si lebahnya masih meronta-ronta, tapi saat sampai disini, sudah tidak bisa dipungkiri.
Terlebih, Aku lebih baik mengambilnya dengan cepat sebelum ia menarik perhatian monster lain.
Lukaku sakit setiapkali Aku menariknya.
Aku ingin berpikir bahwa tidak apa-apa karena HPku tidak berkurang lagi meskipun sakitnya luar biasa.

Akhirnya, si lebahnya didapatkan.
Aku pasangkan "Taring Beracun"ku secepatnya untuk membunuhnya.
Saat berpikir bahwa "Taring Beracun" efektif terhadap monster yang menggunakan racun, tidakkah level skillku untuk "Taring Beracun" dan "Resistensi Racun" cukup tinggi dibandingkan dengan monster lain?
Yaa, Aku tidak peduli pada hal seperti itu sekarang.

Masalahnya sekarang adalah apa yang harus kulakukan mulai sekarang.
Terus terang saja, Aku rasa menjelajahi area ini adalah bunuh diri.
Jika Aku berpikir bahwa ada monster-monster lain seperti si Naga Bumi, Aku tidak akan bisa selamat.

Ini tidak bagus.
Meskipun Aku telah melewati berbagai jembatan berbahaya sampai sekarang, tapi yang satu itu, bahayanya tidak setara.

Meski setelah bilang ini dan itu, Aku bangga dengan bisa bertarung.
Walau sekarang, Aku berkelana di dungeon ini dan menggunakan strategi serangan kejutan, gaya orijinalku adalah membuat sarang dan menahan kepungan serangan.
Aku telah mengerti bahwa rumah sederhananya telah berhasil mengalahkan si ular, jadi jika Aku membuat sarang dengan serius untuk pertarungan bertahan, tidak ada monster yang bisa menembusnya.
Pasti begitu.

'Itu' pasti bisa menembusnya.
Terlebih, dengan tenangnya.
'Itu' memiliki kekuatan sebesar itu.

Benang, Taring Beracun, Serangan Kejutan, Kecepatan.
Karakteristik khususku juga akan menjadi trik rendahan dihadapan 'itu'.
Trik rendahan seperti itu akan tersingkirkan dihadapan kekuatan yang terlalu sangat kuat.
Aku bisa menggambarkan penampilannya dengan mudah.
'Itu' adalah monster kedua yang Aku tidak bisa menangi sebagaimanapun Aku berjuang setelah terlahir sebagai seekor laba-laba.
Ngomong-ngomong, yang pertama adalah ibu(ayah?)ku yang adalah seekor laba-laba raksasa.

Walaupun Aku tidak bisa menang jadi masalah, kecepatannya lebih cepat dariku adalah masalah yang lebih besar.
Meskipun sarangnya dijebol, sementara itu Aku masih bisa kabur.
Mungkin, Aku akan bergerosokan dengan amarah tapi pada akhirnya, Aku akan kabur dengan nyawaku.
Itu bisa terjadi dengan kecepatanku.
Tapi, 'itu' akan melebihi kecepatanku.

Aku tidak bisa menang meski Aku melawannya.
Mustahil untuk melarikan diri.
Saat Aku diincar hilanglah harapan.

Makhluk yang tak masuk akal.
Jika Aku tahu bahwa ada 'itu', menyerang ke arah si ular sambil tahu bahwa akan mustahil jauh lebih baik.
Lagi pula, 'itu' mungkin saja bukan satu-satunya di area ini.

Aku takut.
Sampai sekarang, ini yang paling dekat dengan kematian.
Aku terkejut mengetahui bahwa masih ada perasaan takut dalam diriku.
Meskipun Aku memiliki pengalaman tak masuk akal, sebelumnya Aku tidak pernah gerogi dan ketakutan. Jadi Aku kira bahwa Aku telah membuang rasa seperti itu beberapa waktu lalu.
Aku telah mengerti setelah berada di situasi ini.
Sampai sekarang, bahayanya hanya sampai situ. Tidak mencapai tingkat yang Aku akan merasakan takut.
Bukannya karena perasaanku telah mati, tapi karena tidak perlu merasakan itu.

Haha.
Sudah terlambat untuk mengerti itu.
Aku ingin menyadarinya sebelum Aku di checkmate.
Maka, Aku mungkin saja bisa menyadari tentang bahayanya sedikit.

Mari berhenti menyesalinya.
Mari berpikir tentang apa yang harus kulakukan untuk bertahan hidup.

Pertama-tama, membuat keamanan.
Aku akan membuat sarang disekitar area bebatuan ini meskipun itu tidak berguna terhadap si Naga Bumi.
Dalam kondisi sekarang, keadaanku tidak bagus untuk bergerak.
Karena telah jadi begini, tak ada gunanya menggenggam dendam.
Rumah ketiganya akan dibuat disini.

Dan, jika bisa, Aku ingin menarik monster-monster lemah seperti si lebah dan membunuhnya.
Mengincar pemulihannya dengan naik level.
Aku tidak bisa melakukan apapun sampai luka ini pulih.
Dengan kondisiku sekarang, bisa saja mati dengan secolek oleh seekor monster kecil.
Aku lebih baik tidak mengharapkan akan pulih sendiri.
Saat jadi seperti itu, Aku harusnya mengambil skill "Pemulihan HP Otomatis".
Tidak ada gunanya meskipun Aku sesali itu.
Aku harus tegas dan ubah perasaanku ini.

Untuk sementara waktu, mari bangun sebuah base dengan tujuan ini.
Terus terang saja, membandung base disini bukanlah rencana yang bagus.
Jika Aku membangun base disini hanya akan menonjol dan saat seekor monster kuat berkelas Naga Bumi itu menemukannya, pasti akan berakhir.
Tapi, ini adalah satu-satunya jalan yang Aku bisa ambil untuk diriku sekarang yang terluka. (TLN: kyk curhat)
Setelah itu, Aku tidak ada pilihan kecuali bertaruh pada keberuntungan burukku.

Sekarang Aku akan incar level.
Setelah lukaku sembuh dengan naik level, Aku akan memikirkan tentang kabur dari area berbahaya ini.

Diantara Aku menembus bala tentara lebah dan naik ke atas, atau menjelajahi bawah ini sambil tahu bahayanya.
Keduanya Aku akan mengalami neraka.
Tapi sekarang Aku telah jatuh kebawah sini, sebesar-besarnya, hanya ada 2 pilihan untuk antara hidup atau mati.
Hidup dengan untung atau mati dengan sayangnya.
Sekarang ini, timbangannya condong kearah kematian.
Akankah terus jatuh atau akankah pulih?

Mari beraksi untuk membuat pemulihan.
Untungnya, Aku masih ada stamina untuk membuat sarangnya.
Karena si lebah ini cukup besar, ia sangat berguna untuk sebuah makanan.
Mari ubah semua stamina yang didapatkan dari badan ini untuk membuat sarang.
Dari situ kedepan tergantung pada skill-skillku dan beruntung.




Chapter Sebelumnya

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 36

36. Situasi putus asa


Kawanan raksasa lebahnya masih terbang dilangit.
Bagaimanapun juga, Aku harus pergi cepat pergi dari tempat ini.

Meskipun Aku berpikir begitu, tapi pilihanku satu langkah lebih lambat.

Seekor lebah menempel ke punggungku.
Dan kemudian, sakit yang amat sangat menjulur dari punggungku.

!!!!?????

AW!
Aku disengat!
Terlebih, dari tempat yang Aku ditusuk, sesuatu telah dituangkan kedalam badanku!
Ini racun!

Sekali itu melekat ke punggungku, Aku tidak bisa lakukan apapun.
Tidak, ada satu cara.
Ini bukanlah waktu untuk memikirkan tentang jumlah MPku yang kecil!

Aku kendalikan benangnya dengan "Kendali Benang" dan menempelkannya ke si lebah.
Lalu, Aku tahan dan ikat dia.


Dosei! ( どっせい!)

Aku genggam benangku dan lempar si lebah kebawah dengan melempar dari belakang!

Meskipun Aku ingin menghabisinya, tapi melarikan diri adalah yang terpenting sekarang!
Aku sembunyikan diriku di bayangan area berbatuan dekat dengan dinding permukaan.
Jika disini, dengan badan besar si lebah, mereka harusnya tidak bisa menyerang tempat ini.

Seperti yang Aku duga, beberapa lebah yang mengejarku terbang disekitar area ini untuk sementara sebelum mereka menyerah dan pergi.

Aku entah bagaimana berhasil selamat.
Tetapi, Aku tidaklah terlalu kuat.
Meski Aku tidak bisa melihatnya, tapi sekarang ada lubang besar di punggungku.
Ditambah lagi, HPku bersisakan 6.
30 HP lenyap dengan sebuah serangan.

Aku tidak terkejut.
Aku telah mengerti bahwa pertahananku lumayan rendah.
Malah, berkat tenaga laba-laba ini Aku bisa tetap hidup meskipun Aku mengalami luka serius seperti ini.

Bagus juga bahwa level "Resistensi Racun"ku tinggi.
Cairan yang dituang kedalam tempat Aku ditusuk pasti adalah racun.
Aku tidak tahu apakah racunnya ternetralkan atau tidak. Memang dalam situasi itu Aku tidak tahu apakah kesakitan racunnya atau jarumnya, tapi Aku pasti telah mati saat ini juga jika Aku tidak memiliki "Resistensi Racun".

Dengan luka ini, untuk sementara Aku tidak berpikir Aku bisa bergerak.
Aku tidak tahu apakah ini akan sembuh sendirinya atau tidak.
Jadi, seperti sebelumnya, Aku ingin mengincar sembuh sempurna dengan naik level.
Jika seperti itu maka Aku ingin mengambil lebah yang terbelenggu yang Aku buang barusan untuk mendapatkan EXP dan makanan.

Tetapi, bukanlah rencana bagus untuk keluar dari sini.
Haruskah Aku tempel seutas benang padanya menggunakan "Kendali Benang" dan menariknya pelan-pelan?

Tiba-tiba, Aku ada perasaan buruk.

Aku diam-diam lihat keluar dari bayangan batunya.
Ada sosok si lebah yang terbelenggu meronta-ronta.
Dan ada sosok dari monster lain yang mendekatinya pelan-pelan

『Baradrad Elro LV5 Gagal menaksir statusnya』

Itu si ular.
Dia, apa dia mengejarku!?
Tidak, bukan.
Itu mungkin adalah individu lain meskipun ia memiliki level yang sama.
Ini buruk.
Dari apa yang Aku bisa lihat, mungkin ada banyak ular ini yang memiliki kekuatan seekor monster berkelas boss didalam area ini.
Jika Aku ditemukan dalam kondisi terluka seperti ini, Aku akan mati.

Si ular mendekati lebahnya pelan-pelan.
Kau bisa ambil lebahnya, tolong jangan lihat Aku.
Tetapi, si ular tidak melakukan apapun terhadap lebahnya.
Lebih tepatnya, ia tidak bisa.

Sesuatu merobek badan si ular dengan kecepatan tinggi.

Huh?
Apa mataku jadi gila?
Ular itu dengan mudahnya menjadi potongan-potongan kecil seperti secarik kertas.
Ular itu yang dilindungi dengan sisik yang kuat.
Si ular yang memiliki kecepatan setara denganku tidak memiliki waktu bereaksi.

『Naga Bumi Alaba LV31 Gagal menaksir statusnya』

Dia, dia berada disitu dengan tenangnya.
Kebalikan dari nama yang dipanggil naga, ia memiliki wujud seperti seekor srigala.
Kaki yang melangkah dengan kokohnya di tanah.
Ekor yang panjang.
Tanpa sayap.
Itu adalah penampilan dari seekor naga yang megah sekali.

Ini buruk.
Insting sebagai laba-laba, penalaran sebagai manusia, teriakan dari jiwa, semua itu mengumpulkan suaranya.
Itu tidak bagus.
Tidak mungkin untuk bisa.
Dari awal, dia bukanlah seekor lawan yang bisa dipilih menang atau kalahnya.
Ditimbang dari itu, Aku hanyalah seperti sebuah santapan.
Aku bahkan bukan seorang lawan.
Sudah ditetapkan bahwa Aku pasti akan dimakan saat Aku masuk ke pandangannya.
Keberadaanku terisolir seperti itu.

Naga Bumi Alaba mengunyah si ular yang telah di hancur remukan satu persatu.

《Kecakapan Skill tercapai. Skill 『Mata-mata LV1』 telah menjadi 『Mata-mata LV2』》

Diam!
Aku mohon, tolong diam!
Apa yang harus kulakukan jika ia melihatku!

Saat Naga Bumi Alaba selesai mengunyah si ular, ia pergi tanpa memperhatikan si lebahnya.

Aku, aku selamat.
Aku tidak tahu apakah dia tidak melihatku atau dia memang melihat tapi mengabaikanku. Bagaimanapun juga, Aku selamat.

Meskipun Aku telah mengalami banyak situasi hampir mati, tapi kenyataannya, sekarang, Aku setengah mati.
Ini mungkin pertama kalinya Aku berpikir bahwa itu adalah seberbahaya seperti ini.
Aku bahkan takut untuk mengingatnya.

Ini buruk.
Dengan orang itu berkeliaran disekitar area ini, Aku harus kabur secepatnya dengan cara apapun.

Aku lihat ke sekitar.
Ini adalah dasar jurang dimana Aku terjatuh.
Diameter dari lubangnya sepertinya sekitar 100 meter.
Dalamnya lebih dari itu.
Bagaimanapun juga, Aku tidak begitu tahu tingginya.
Kawanan raksasa lebahnya menyelimuti langitnya seperti dinding.

Aku lega bahwa "Penaksiran" tidak aktif karena ada jarak.
Kalau tidak, Aku mungkin kehilangan kesadaranku saat Aku menaksir sekerumunan itu. (TLN: uhh.. dalam bahasa indonesia menaksir artinya menilai.. bukannya naksir lawan jenis ya)
Aku harus menghadapi kawanan raksasa lebah itu untuk bisa kembali ke area awal.
Terlebih, sambil mendaki jurangnya.

Mustahil.
Aku tidak bisa melawan sambil melekat di jurangnya.
Di situasi seperti itu, Aku tidak bisa bergerak cepat dan bidikanku menggunakan benangnya tidak akan akurat.
Ini medan yang menyegel keahlianku sepenuhnya.
Untuk si lebah-lebahnya, mereka bisa bergerak dengan bebasnya di udara.
Tidak mungkin menang.

Meski begitu, ini bunuh diri untuk menjelajahi lantai dimana monster seperti itu berada.
Beberapa gang terhubung kedalam dasar jurang ini.
Berhasil atau gagal. Haruskah Aku maju lewat gang lain dari yang dilewati monster itu?
Aku tidak bisa.
Dengan luka serius seperti ini, meskipun bukan monster itu, semuanya akan berakhir jika Aku menemui seekor monster.

Ini buruk.
Aku mungkin sudah di checkmate.



Chapter Sebelumnya

Kumo Desu ga, Nani ka? S4

Catatan Pengarang : Aku akan membuat seri S-nya setiap lima chapter.
Catatan Penerjemah : Mulai sekarang saya akan pakai tanda kutip "" untuk setiap percakapan.

S4. Sihir


Gue konsentrasikan pikiran Gue.
Gue mengenali kekuatan sihir yang terisi didalam tubuh ini.
Bila kau bisa melakukannya sampai situ, maka kau bisa mendapatkan skill 『Indra Sihir』.
Gue kembangkan lagi dari situ dan Gue bisa mengsirkulasikan kekuatan sihir yang ada di tubuh ini.
Kekuatan sihirnya mengalir dibadan seperti darah.
Meminjam kekuatan dari skill 『Indra Sihir』, Gue percepat sirkulasi kekuatan sihirnya.
Kecepatan dari kekuatan sihirnya meningkat dengan cepat.
Gue konsentrasikan sebagian dari itu ke tangan.
Kekuatan sihirnya terus berakselerasi kedalam tangan Gue dan berubah menjadi energi yang sangat padat.
Setelah itu, akan selesai jika Gue memberikan bentuk yang dipanggil 「Sihir」 kepada kekuatan sihir ini.

Tetapi, Gue tidak akan melakukannya sampai situ.
Atau mungkin, Gue harus katakan bahwa Gue tidak bisa melakukannya.
Gue perlahan-lahan mengembalikan kekuatan sihir yang telah Gue kumpulkan di tangan Gue ke badan dan menurunkan kecepatan dari kekuatan sihirnya.

Saat kekuatan sihirnya sudah tenang, Gue buka kedua mata yang telah Gue tutup untuk berkonsentrasi.
Didepan setelah membuka mata Gue tampak Anna yang melihat Gue dengan keringat dingin.
Berdiri disamping Anna adalah clevea, tapi sepertinya dia tidak menyadari ketidak normalan Gue tidak seperti Anna.

"Menakjubkan"
"Apa ini segitu hebat?"
"Dibilang 'hebat' mungkin terdengar sedikit kurang jelas. Meskipin kau lihat pada kemampuan operasionalnya, Tuan Putri yang sekarang adalah Penyihir kelas pemula sedangkan Yang Mulia telah mencapai kelas menengah. Untuk kapasitas sihir, kalian berdua telah melampauiku pada usia ini"

Berkat usaha Gue untuk menguping untuk mempelajari kata-kata dunia ini, Gue berhasil mendapatkan 『Peningkatan Pendengaran』, membuat Gue bisa mendengar segalanya.

"Apakah ini orang yang disebut Jenius?"

Anna mengangguk dengan serius kepada perkataan Clevea.
Jenius, huh.

Gue bukan seaslinya Jenius.
Memang, berkat keluarga Gue, jumlah dari kekuatan sihir Gue lebih dari normal.
Tapi, sisanya mungkin karena Gue telah terlahir dengan memori dari kehidupan Gue sebelumnya.

Walaupun Gue masih muda, usia mental Gue adalah seorang murid SMA.
Terus terang saja, kehidupan seorang bayi itu bebas untuk seorang murid SMA.
Jadi Gue mulai latihan sihir untuk menghabisi waktu luang Gue.
Berkat Anna sebagai guru yang baik sekali, tidaklah susah untuk mengerti penjelasan yang sulit untukku yang didalamnya seorang murid SMA.

Berkat itu, Gue telah mendapatkan dua skill, 『Indra Sihir』 and 『Kendali Sihir』 di awal-awal.
Keduanya telah mencapai level 5 sekarang.
Itulah hasil yang Gue telah terus lakukan selama Gue ada waktu luang.

Biasanya, seseorang harus latihan untuk waktu yang lama sebelum ia bisa menggunakannya.
Tapi, Gue ada banyak waktu luang sebagai seorang bayi dan Gue selalu menginginkan sihir, jadi Gue latihan kapanpun ada waktu luang.
Berkat itu, Gue harus menampilkan sihir Gue yang tidak cocok dengan usia Gue ke sekitar.

Tapi, jika Gue harus katakan siapa jenius yang asli, Gue akan katakan itu adalah Sue.

Gue lihat keadaan Sue yang duduk disamping Gue.
Sue meniru Gue dan memanipulasi kekuatan sihirnya dengan cara yang sama dengan Gue.
Pembentukannya tidak sebagus Gue dan kecepatan sirkulasinya juga pelan.
Meskipun begitu, kekuatan sihir sungguh-sungguh di arahkan dan di kendalikan.

Pengendalian dari kekuatan sihir tidak semudah di bilang.
Gue pernah kesulitan sampai skillnya didapatkan.
Dari awal, Gue yang datang dari dunia tanpa sihir, sulit untuk mengerti apa itu kekuatan sihir.

Dikatakan biasanya, umur untuk bisa mengendalikan kekuatan sihir adalah 5 tahun.
Ngomong-ngomong, 1 tahun di dunia ini adalah 411 hari.
Tidak ada manusia yang bisa mengendalikan kekuatan sihir sejak mereka seorang bayi kecuali Gue dan Sue.

Gue bisa melakukannya karena Gue bereinkarnasi dan Gue secara mental adalah orang dewasa.
Tapi, Sue berbeda.
Sue hanyalah meniru Gue.
Hanya belajar dengan meniru, ia berhasil menggenggam pengendalian dari kekuatan sihir.
Dia adalah orang jenius.

Terus terang saja, sebagai bayi dengan kemampuan seperti itu, tidak tertolong bahwa Gue merasa gelisah tentang masa depannya.
Memiliki bakat semua ini, Sue pastinya akan menjadi orang penting di masa depan.
Yang mirip dengan Gue yang seorang murid SMA biasa di hidup Gue sebelumnya.
Gue tidak merasa bahwa Gue berbakat.
Saat ini, Gue masih ada keunggulan karena bereinkarnasi, tapi saat ia menyampai dengan Gue, dia akan mengalahkan Gue dalam sesaat.
Lalu, martabat Gue sebagai seorang Kakak...
Tidak, itu telah diputuskan bahwa akan terjadi seperti itu dan masih ada banyak waktu sebelum itu terjadi.
Itulah mengapa Gue harus menjauhkan keunggulannya sejauh mungkin.

"Nee, ngapa gak boleh make sihir?"

Anna melarang Gue menggunakan sihir.
Gue hanya diizinkan untuk menggunakan "Kendali Sihir".
Dari situ, bisa untuk menggunakan sihir untuk pertama kalinya setelah mendapatkan skill-skill sihir dari setiap elemen.
Meskipun Gue tahu itu, Gue tidak punya skill sihir.
Gue bahkan tidak tahu cara mendapatkannya.

"Yang Mulia, ada beberapa alasan untuk itu tetapi alasan terbaik adalah karena itu berbahaya.
Sihir memiliki kekuatan besar. Dikarenakan resikonya yang besar, diputuskan bahwa sihir tidak boleh didapatkan sampai usia yang cukup"

Meskipun Gue mengerti penjelasan Anna, Gue gak bisa setuju dengan itu.
Walaupun Gue terlihat seperti ini, tapi Gue harusnya sudah mencapai usia yang cukup.
Tetapi, Gue satu-satunya yang tahu itu.
Walaupun tidak ada jalan lain, ini menjengkelkan.

"Ditambah lagi, penting untuk memastikan kecocokan elemen dengan batu penaksiran. Anda akan kesulitan nanti jika anda mendapatkan elemen yang tidak cocok dengan anda"

Batu penaksiran sepertinya adalah sebuah alat sihir yang bisa memeriksa status dengan ditel.
Ada beberapa orang yang menjualnya dengan harga murah, tapi batu penaksiran seperti itu tidak akan menunjukkan informasi kecocokan elemennya. Hanya beberapa orang berkuasa yang memilikinya.
Tentu saja, keluarga kerajaan memiliki batu penaksiran yang berkelas seperti itu, tapi Gue belum pernah di taksir.

"Yang Mulia, Saya yakin bahwa Anda akan menjadi penyihir penting dunia tanpa terburu-buru. Meski begitu, Anda tidak boleh sombong, oke?"
"Hai"

Tidak mungkin bahwa Gue akan sombong.
Karena Gue masih takut bahwa adik perempuan Gue akan melampaui Gue.
Bagaimanapun juga, Gue gak boleh gegabah.
Rahasianya terkubur di fondasi.
Mari asah "Kendali Sihir" Gue lagi.
Gue bersungguh-sungguh dalam latihan "Kendali Sihir" Gue lagi.